Jumat, 08 Januari 2016

(Pelajaran Hidup : Lolos dari Maut)
Tragedi Karamnya KM.Marina Baru, 
19 Desember 2015

Mohon maaf jika tulisan saya mengganggu layar baca anda,
Izinkan saya untuk berbagi.

*Saya mengenalnya sedari dulu di SMA.Dia adalah adik perempuan dari teman laki-laki saya.Kedekatan kami semakin erat saat dia menjadi teman kerja di Tata Ruang,Dinas PU Kolaka.
Begitupun dua anak itu.Satunya kelas 1 SMA, yang kecil kelas 4 SD.Saya cukup baik mengenal keduanya.

*Berita tentang karamnya kapal fiber glass KM.Marina Baru di Perairan Siwa yang berlayar dari Kolaka begitu cepatnya menyebar.Seharusnya kapal itu telah tiba di tujuan pukul 15.00 Wita.Tetapi Qadarullah.Hampir semua teman saya di Sulawesi memposting berita yang sama.

*Saya pun tak ketinggalan.Malam itu jelas sekali saya mempost sebuah tautan tentang kapal tersebut yang kemasukan air.

*Setengah jam berlalu, tiba-tiba handphone suami saya berdering. Rekan kerja saya yang lain mengabarkan tentang Ulfah, demikian kami memanggilnya yang ikut menumpang di kapal itu bersama dua keponakannya. Mereka berencana akan ke Sengkang (Sulsel).
Di ujung telpon, saya tahu Leli (si penelepon) tengah terisak mengabarkan itu. Kaki saya sejujurnya gemetar. Kapal itu awalnya dikabarkan kemasukan air, mesinnya mati, hilang kontak, kemudian karam.
Bagaimana tidak gemetar, sepertinya belum lama berlalu kisah tragis Kapal Fery Windu Karsa yang berlayar menuju Kolaka, tenggelam di Perairan Bone.Korban jiwa sangatlah banyak. Kerabat kami pun 'hilang' di sana.

*Pasca telepon itu, malam terasa sangat panjang. Mata kami tak bisa terpejam. Suami saya yang ikut gelisah pun, kulihat hanyut dalam doa di tahajud sepertiga malamnya.
Ulfah sudah seperti adik kami.
Malam itu kami menghubungi keluarga di Kolaka Utara, Siwa dan Sampano,tapi hasilnya nihil.

*Siang tadi, di depan gerbang rumahnya.

"Leli, tidak tahu apa saya mo bilang pertama.... ??"  (Lel, saya tak tahu mau berkata apa untuk membuka pembicaraan..)

Leli hanya tersenyum, dan kami pun masuk ke dalam rumah..

*Saya selalu berprasangka baik pada Allah. Tapi sebagai manusia biasa, sungguh kehilangan kontak dengan Ulfah dan kabar tenggelamnya kapal sempat membuat pikiran saya ke mana-mana. Kalau-kalau..... jangan-jangan....

*Memeluknya kembali siang ini seperti mimpi. Dia pun begitu. Bermalam di lautan baginya juga seperti mimpi, itu katanya siang tadi.
Mendengarkan dia berbagi pengalamannya, sembari sesekali ku lihat tangannya yang terluka karena tali tambang saat dievakuasi.
19 jam terapung di lautan, hanya berdua dengan keponakannya yang kecil itu. Keponakan satunya lagi, terpisah karena di seret arus dan ombak tinggi saat mereka bertiga lompat ke luar kapal yang airnya sudah setinggi dagu anak SD itu.

*Setiap kali Ikram (si kecil), berkata lapar dan haus setelah terombang-ambing di lautan, dia akan berkata :

" telan saja air liurnya nak, berniatlah..semoga itu bisa membuatmu kenyang dan tidak haus lagi..."

"Tapi tante, kalo nanti kita selamat..saya akan makan banyak. 4 waktu makan sudah kita lewati.."

Ikram sangatlah kooperatif selama kami dalam keadaan itu, demikian kata Ulfah.
Anak itu selalu mendengar apa yang disampaikan, termasuk instruksi menutup hidung agar air laut tak masuk ke dalam hidung, setiap kali ombak akan datang menerjang mereka.

Ikram tak akan terlalu jauh terseret arus.Dia akan tetap berupaya menarik keponakannya, jika ikatan tangan mereka terlepas. Satu lagi, kaki anak itu dilingkarkan di pinggang tantenya. Jika tangan terlepas, masih ada kaki yang terkait. Cerdas. Pikiran perempuan ini masih berfungsi di tengah kondisi seperti itu. Terkadang kepanikan membuat kita mati akal.
Selama 19 jam itu, tak terhitung berapa kali kaki mereka digigit ikan-ikan kecil.

*Saya tak bisa membayangkan di posisi mereka. 12 jam bersahabat dengan air dan hanya melihat laut tak berujung, bulan dan bintang. 7 jam hanya bersahabat dengan matahari dan air.
Saat tengah malam hujan turun lebat, bukan main girangnya mereka karena bisa minum air hujan.
Perjuangan yang luar biasa. Doa dan terus berprasangka baik pada Allah, itu kunci mereka bertahan.

"Jika takdir hidupku sampai di sini saja, aku meminta padaMU ya Allah...biarkan mereka menemukanku sementara aku masih berpakaian lengkap dengan hijabku..." itu doa yang diucapkannya di tengah lautan.
Saya tertampar.
Saya terhenyak.

*Hatta, jam 10 pagi mereka melihat kapal dari kejauhan.Kapal itu adalah kapal yang memang diperuntukkan untuk mencari korban tenggelamnya kapal.
Anak kecil itu terlihat gembira, berseru Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...kami di sini... kami di sini..., sambil melambaikan tangan.

"Saya masih sholat di laut, kalau saya rasa sudah agak lama... saya sholat lagi, demikian anak SD itu bercerita (masuknya waktu sholat, berdasarkan perkiraannya saja..)

*Lagi-lagi saya terdiam.
Mengutuki diri,
Masih sehat, dalam kondisi baik, kehidupan enak di dunia, masih juga selalu menunda waktu..
Mungkin, ada juga di luar sana...yang masih enggan bersujud.Mungkin saja...

*Satu lagi pelajaran yang saya peroleh siang ini. Tentang ketabahan seorang ibu. Ibu dari anak kecil itu. Tak pernah sedikit waktu pun saya melihatnya menangisi takdirnya. Meski anak sulungnya belum juga ditemukan hingga saat saya menuliskan ini.
Masih dengan mata tabah yang sama, yang kudapati beberapa bulan lalu..saat anak keduanya meninggal karena sakit.

"Kuat sekali ki'... (kamu sangat kuat)"
Hanya itu yang bisa saya ucapkan padanya siang tadi, sambil menepuk bahunya.

"Mauka' apa....(saya bisa apa..)

Jawabannya singkat. Tapi artinya sangatlah panjang..

"Kita bisa apa..., toh ini skenario Allah.
"Kita bisa apa..., kita hanya manusia.
"Kita bisa apa..., Allah-lah yang punya ketetapan..
"Kita bisa apa..., anak-anak hanyalah titipan.
"Kita bisa apa..., rencana Allah jauh lebih indah
"Kita bisa apa..., sekeras apapun berjuang, jika Allah menakdirkan ini dan itu, akan seperti itulah...

Penafsiran panjang dan tak berujung, untuk sebuah kalimat..."Saya bisa apa"

Satu yang saya tahu, semakin tinggi imanmu..semakin tinggi ujianmu.

*Semoga anak Reza Abdillah dan seluruh penumpang bisa segera ditemukan dalam keadaan sehat.
*Terimakasih Ulfah, Ikram dan Kak Ria untuk hikmah hidup hari ini..

(Ditulis di sebelah dua anak tercintaku, 21 Desember 2015...)

Minggu, 03 Januari 2016

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
-Sapardi Djoko Damono

Mengingatmu bukan berarti memintamu, aku hanya merindukanmu! Merindukan kenangan yang pernah ada dan takkan terulang. Apalah arti sebuah cinta tanpa kejujuran, cinta butuh kejujuran! Tanpa kejujuran takkan ada keromantisan yang tercipta. Aku mencintaimu tapi saat ini kita tdk ditakdirkan untuk bersama, mungkin tidak sekarang tapi aku yakin kita akan bersatu kembali suatu saat nanti. I Love you my prince, Happy Anniversarry 19 month bebiiπŸ˜˜πŸ‘ΌπŸ™πŸ»πŸ’™

Kamis, 17 Desember 2015

Ya Allah rindu ini semakin sj terasa entah ini benar2 akhir dari hubanganku atau hanya sebuah cobaan yang harus sy lalui lagi. Sy tidak tau kapan bisa melihatmu lagi andaikan kamu tau bahwa sy sangatlah merindukanmu sayang, sy merindukan senyumanmu bahkan manjaanmu pun sy rindukan. Ingatkah hari2 yang kita lalui berdua? Meski banyak cobaan tapi kita selalu tetap bersatu. Sy sudah tidak tau akan cerita kesiapa tentang rasa rindu ini yang sudah tidak tertahankan lagi, sy sangat ingin menyapa mu meski sudah bukan sebagai kekasihku lagi setidaknya sy tau kabar darimu namun apa daya jika ego ini lebih kuat. Cintaku hadir disaat perasaan km sudah mulai pudar dan akhirnya kekecewaan itupun juga harus hadir disaat rasa cinta sudah mulai ada dan rasa ketakutan yang semakin membesar yang akan menimbulkan pikiran2 negative ku ke kamu dan akhirnya sy selalu menudu mu tanpa bukti sampai km merasa capek dengan sikapku yang selalu menekan batinmu. Dan sekarang sy bingung harus cerita kesiapa disini sy sendiri tidak ada siapa2 untuk mendengarkan curhatku apalah yang harus sy lakukan selain menulis isi hati ini! Hati yang sedang rindu kepada seorang lelaki yang sangat sy cintai, meskipun sy tidak tau perasaan km ke sy bagaimana yang pasti rasa cinta ini selalu ada dan akan tetap ada bersama kenangan kita sayang, cinta yang sy miliki ini adalah cinta sejati yang akan tetap ada didalam hati sy dan selalu ada dimanapun sy berada meski sy sudah tidak bersama km lagi tapi cinta ini akan selalu terjaga. Semoga sy bisa melawati prosessnya. ya Allah tolong jaga dia meski sudah bukan untuk sy lagi, sy cuman ingin dia sehat selalu dan di kelilingi dengan org2 yang sayang padanya. Amin ya rabbal alaminπŸ˜ŒπŸ™πŸ»
Allah selalu bersamamu. I love you bi❤️❤️❤️
Malam ini, aku terbangun berkali kali dengan perasaan ini lagi.
Ada sosok lelaki yang lewat.
Hati terasa ingin sekali menyapa,
Namun takut akan patah hati.
Tak seorang tau betapa gilanya aku memujanya.
Tutur kata yang ku ucapkan kadang tak sama dengan diucapkan hati.
Tersenyum namun jauh di lubuk hati menangis. Semua insan pasti tau bagaimana rasanya di abaikan?
Kekuatan cinta benar-benar kuat menjatuhkan di lembah kesedihan ini.
Entah apa yang difikirkan Khairil Anwar yang ingin hidup seribu tahun lagi. 
Dimana dia mendapatkan ketabahan didunia ini?

Rabu, 16 Desember 2015

Pernahkah kamu berharap pada seseorang
Kamu berharap kebaikannya, kehadirannya, perhatiannya, kasih sayangnya
Tapi
Seringkah engkau dikecewakannya, menangis karenanya, disakiti olehnya?
Lalu
Pantaskah kamu masih berharap padanya?
Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu, ada kebahagiaan yang kamu dapatkan?
Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi lebih baik?
Apakah dalam tangismu, dia akan hadir?
Ataukah dengan perasaan sakitmu, dia menyayangimu?
Mungkin jawabannya tidak
Jadi
Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi, berpaling, menjauh?
Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu
Berpalinglah untuk tetesan air mata itu
Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu
Saatnya kamu melangkah
Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai
Jangan bertahan untuk harapan yang tak pernah ada
Jangan menunggu hembus angin lalu
Biarlah sakitnya terasa hari ini
Esok luka itu akan mengering
Jika hari ini kamu sadar siapa dia
Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi
Dia akan menjadi orang yang sama
Yang tak pernah mempedulikanmu
Yang hanya memberimu sedikit rasa, sedikit senyum
Biarkan hari ini adalah akhir kecewamu
Biarkanlah air mata itu menetes sederas-derasnya
Dan biarlah rasa sakit itu menghujam dalam
Tapi itu yang terakhir untuknya
Itu yang terakhir.

Kekecewaan hati

Ya Allah, aku tidak tau harus bagaimana lagi. Haruskah aku seperti ini, kapan luka ini akan sembuh? Sampai kapan hati ini tidak menyimpan rasa sakit ini. Aku tidak tau kapan semua ini berakhir dan aku pun tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya, mungkin memang sebaiknya aku serahkan semua pada Tuhan.